Jumat, 03 Juni 2011

Merindukan Suporter Tanpa Musuh


10.000 Pasoepati merahkan Mandala Krida,1000an Pendukung Persib datang ke Lebak Bulus . . . . Tersenyum bahagia ketika membaca tulisan-tulisan itu.
Tapi Sekarang ? ? ?
Ketika klub yang kita sayangi akan bertandang ke markas klub lain, sebagai seorang supporter sejati pasti tidak akan rela membiarkan klub yang dibanggakan berjuang sendirian di kota lain. Ingin rasanya ikut berjuang walau bukan sebagai pemain,sekedar datang ke stadion dan bernyanyi meneriakan yel-yel penyemangat untuk tim pujaan,tapi mungkin hal-hal demikian akan sangat berarti bagi para pemain di lapangan. Mereka akan lebih bersemangat,pantang menyerah dan berusaha untuk tidak mengecewakan pendukungnya. Bangga rasanya bisa datang ke kandang klub lain,mengenakan seragam kebesaran identitasnya,Pasoepati dengan warna merahnya,Jakmania dengan Orensnya,Viking dengan Birunya,dan Bonek dengan Hijau-Hijaunya, Menandakan sebagai pendukung yang loyal dan bukan sekedar ‘’Jago Kandang’’.
‘’ Kami ini Solomania,Kami mendukung Persis Solo,Dimanapun berlaga kami selalu ada , karna kami Solomania . . . ‘’
Lagu yang sederhana namun mempunyai arti yang sangat mendalam bagi supporter tim lawan,membuktikan bahwa mereka ada saat di kandang sendiri maupun di luar kandang.

Namun yang terjadi sekarang???? Hmmm . . . begitu susahnya untuk datang ke kandang klub lain. Kita miris ketika PT KAI melarang penggunaan Kereta Api untuk Tour Suporter, mereka seakan sudah tau apa yang akan terjadi pada keretanya!!! Entah sudah berapa puluh,bahkan Ratusan kereta yang hancur karena terjadi tawuran antar supporter. Maaf,saya sendiri sebagai seorang Suporter Persis Solo (PASOEPATI) merasakan sendiri bagaimana ‘’Ngerinya’’ ketika menonton ke luar Kandang. Hujan air untuk seorang supporter saat mendukung timnya mungkin sudah kebal, tapi bagaimana bila belum memasuki stadion saja sudah banyak hujan batu di sana sini. Dan yang lebih parah lagi,ketika tidak akan mendukung tim kebanggaan kita tapi hanya sekedar untuk berlibur ke suatu kota yang kebetulan ‘’saling bermusuhan’’ suporternya , perasaan Was-Was selalu menghampiri ketika berada di Kota itu. Setiap akan berangkat bukannya sibuk untuk mempersiapkan apa yang akan di bawa,namun hanya di sibukkan dengan menutupi sticker bertuliskan identitas kita di Motor maupun di Helm(PENGALAMAN PRIBADI,hihihi). Apa kita lebih suka untuk saling melempar batu, bukannya saling melempar oleh-oleh khas daerah kita (seperti kebiasaan Slemania saat tandang ke Solo dengan membawa Salak Pondoh,Enak tenan). Kecewa . . . sebagai seorang supporter yang menginginkan kedamaian kita sepatutnya merasa sangat kecewa. Kita bukan Dajal,kita bukan pencuri,kita bukan koruptor,tapi perlakuan yang kita dapatkan melebihi itu. Dan kita bukan tentara perang,brandal,preman yang memperlakukan supporter lain bak Pendusta agama. Kita semua bersaudara,Sama-sama warga Negara Indonesia yang seharusnya bersatu,bukan bercerai berai.apakah kita tidak senang bila di perlakukan bak raja di kota lain,dan memperlakukan supporter yang datang ke kota kita dengan tindakan yang serupa?????




SAYA,ANDA DAN SEMUA SUPORTER INDONESIA PASTI MERINDUKAN SUPORTER YANG SALING ‘’BERJABAT  TANGAN’’,BUKAN RINDU AKAN ‘’LEMPARAN’’ ,  RINDU BERBALAS NYANYIAN,BUKAN ‘’CACIAN’’,,YANG TERPENTING . . .KITA RINDU SUPORTER INDONESIA TANPA SALING BERMUSUHAN!!!!!!!!!